11 Persen Pria di Asia Pasifik Pernah Melakukan Perkosaan
http://sidetek.blogspot.com/2013/11/11-persen-pria-di-asia-pasifik-pernah.html
Jakarta, Kasus perkosaan di India sempat menggugah perhatian dunia beberapa waktu lalu. Walau tak sampai menggemparkan mancanegara, kasus serupa di tanah air masih banyak terpampang di media. Penelitian menemukan, 11 persen pria di Asia Pasifik pernah melakukan perkosaan.
Penelitian yang dimuat jurnal Lancet ini memberikan perkiraan berapa banyak pria yang terlibat dalam pemerkosaan dan kekerasan terhadap pasangan di Asia. Seperti dilansir Medical Daily, Jumat (13/9/2013), para peneliti juga bertanya kepada responden mengapa mereka melakukan kekerasan seksual.
"Mengingat tingginya prevalensi pemerkosaan di seluruh dunia, temuan kami jelas menunjukkan bahwa strategi pencegahan diperlukan untuk berfokus pada faktor-faktor risiko struktural dan sosial terkait perkosaan," kata Dr Rachel Jewkes, spesialis kedokteran kesehatan masyarakat di South Africa's Medical Research Council.
Dr Jewkes mewawancarai 10.000 orang pria berusia 19 - 49 tahun dari 6 negara di Asia Pasifik, yaitu Bangladesh, Kamboja, Cina, Indonesia, Papua Nugini, dan Sri Lanka. Hasilnya menemukan bahwa sekitar 11 persen responden mengaku pernah memperkosa seorang wanita yang bukan kekasih atau istrinya. Apabila kekasih atau istri ikut dihitung, jumlahnya melonjak menjadi 24 persen.
Pria yang membayar untuk mendapat seks, punya banyak pasangan seksual, atau pernah mengalami kekerasan fisik lebih besar kemungkinannya melakukan pemerkosaan. Penelitian ini juga menemukan bahwa pria yang mengalami kekerasan seksual di masa kecil juga lebih rentan melakukan pemerkosaan.
Ketika ditanya alasannya, 73 persen pria mengatakan bahwa dia merasa berhak, sedangkan 59 persen pria mengaku melakukannya untuk hiburan atau bersenang-senang. Sebanyak 58 persen pria yang yang pernah memperkosa mengaku melakukan kejahatannya pertama kali saat masih remaja.
Sementara itu, penelitian lain yang dilakukan Dr Emma Fulu dari Partners for Prevention menyoroti berbagai jenis kekerasan terhadap pasangan intim, misalnya kekerasan fisik, kekerasan seksual, pelecehan emosional, dan kekerasan ekonomi. Dr Fulu ingin melihat pola unik dalam perilaku yang memicu kekerasan terhadap pasangan intim.
"Hasil kami menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa tumpang tindih, kekerasan fisik dan seksual tidak selalu muncul bersamaan, atau karena alasan yang sama. Padahal sampai sekarang, orang sering berasumsi bahwa kekerasan fisik dan seksual merupakan pola perilaku yang sama, sedangkan hasil penelitian kami menunjukkan belum tentu demikian," terang dr Fulu.
Secara keseluruhan, penelitian dr Fulu menemukan bahwa sebanyak 46 persen pria melakukan kekerasan terhadap pasangan intim. Yang paling banyak ditemui adalah di Bougainville, Papua Nugini, yaitu sebanyak 80 persen responden. Tempat ini sekaligus memiliki jumlah kasus perkosaan paling tinggi, baik pria terhadap wanita maupun pria terhadap pria.
source