sidetekin

5 Pemain Muda Berbakat Asal Indonesia yang Bermain Di Luar Negeri

Persepakbolaan Indonesia kini tengah mati suri akibat sanksi FIFA menyusul surat pembekuan PSSI oleh Menpora Imam Nahrawi. Hingga kini belum ada tanda-tanda Menpora mencabut surat pembekuan PSSI walau PSSI memenangkan gugatan terhadap Menpora di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Namun, masa depan sepak bola Indonesia sebenarnya bisa cerah, terutama ada sejumlah pemain berbakat asli Indonesia yang kini berkiprah di luar negeri yang kiprahnya luput dari pandangan kita karena tidak pernah mendapat pemberitaan.

Para pemain itu merupakan pesepak bola yang lahir di Indonesia, namun sekarang gabung dengan klub-klub Eropa serta Timur Tengah. Bakat-bakat pemain itu pun dinilai bagus dan mulai diperhatikan klub-klub besar.

Inilah 5 pemain muda Indonesia yang berkiprah di luar negeri dengan performa menjanjikan:

1. Andri Syahputra
Pemain kelahiran Aceh ini awalnya berdomisili di Medan. Ia pindah ke Qatar pada usia 5 tahun karena ayahnya, Agus Sudarmanto, bekerja di Qatar. Pada usia 6 tahun, ia bergabung dengan tim Indonesian Community Club Al-Khor.

Pelatih tim itu, M.Yunus Bani, memaksimalkan bakat Andri. Lalu bocah berbakat ini diambil Al-Khor SC, salah satu klub pro di Qatar. Pada usia 7 tahun, Andri direkrut tim muda klub elit Qatar, Al-Gharafa SC.


Andri jadi pencetak gol terbanyak kompetisi junior U-17 pada musim 2014/2015. Andri yang 29 Juni 2015 genap berusia 16 tahun itu pun terjaring masuk Aspire Academy Qatar, sebuah wadah bagi pemain muda berbakat di negara itu.

Andri pun diprospek jadi salah satu calon pemain Qatar menuju Piala Dunia 2022, dimana mereka jadi tuan rumah. Namun ayahnya tak berkomentar soal hal itu, karena belum ada komunikasi apapun terkait masa depan anaknya.

Andri Syahputra, pemain junior berbakat Indonesia yang diprospek menjadi salah satu pemain timnas Qatar di Piala Dunia 2022

Hanya, Andri selalu menjadi bagian Aspire Academy saat tur ke sejumlah negara di Eropa. Kabar terbaru, Andri yang bisa main sebagai striker, playmaker, winger kanan, dan kiri itu sedang berkomunikasi dengan Villarreal. Awal Juni, Andri bersama dua pemain muda Aspire Academy menjalani trial di klub La Liga itu.

Sayang sekali apabila pemain berbakat yang serba bisa ini lebih memilih negara asing dibandingkan dengan tanah air asal kedua orangtuanya.

2. Angga Rezky Fitraispan
Remaja ini lahir sebuah perkampungan padat di Mampang, Jakarta Selatan (Jakarta Selatan) pada 22 Mei 1998 ini sekarang tinggal di Spanyol karena ayahnya, Paiman, bekerja sebagai salah satu juru masak di salah satu kota di Negeri Matador itu, Murcia.

Sejak 2009, Angga yang merupakan pemain tengah gabung La Union Murcia, salah satu klub lokal tempat ia tinggal. Remaja berbakat ini menjadi bagian pentin tim muda La Union di kompetisi junior regional Murcia.

Penampilan dan gaya mainnya di lapangan yang mirip Neymar membuat Angga Rezky Fitraispan dijuluki Neymar dari Indonesia


Angga beberapa kali mendapatkan bea siswa berlatih dalam agenda summer camp di dua klub besar La Liga, Real Madrid serta Barcelona. Pada 12 Juli 2015, Angga juga berkesempatan trial di Valencia. Penampilan dan gaya mainnya membuatnya dijuluki sebagai Neymar dari Indonesia.

Meski hidup di Spanyol sudah hampir 10 tahun, Angga masih warga negara Indonesia (WNI). ”Soal karier sepak bola biar Angga yang berjuang, kami sebagai orang tua hanya mendukung. Kalau soal warga negara, kami cinta Indonesia,” kata Paiman, ayah Angga.

3. Martunis
Martunis adalah anak angkat bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo. Bencana Tsunami pada 2004 yang meluluhlantakkan Aceh menjadi awal mula kedekatan Martunis dengan CR7. Remaja kelahiran 2 Mei 1999 itu terdampar di tengah laut dan bertahan hidup nyaris 3 pekan sebelum ditemukan regu penyelamat.

Kala itu, Martunis memakai baju tim nasional (timnas) Portugal bernomor 10. Foto Martunis menyebar melalui pemberitaan internasional dan menuai simpati dari Ronaldo. Eks pemain Man. United itu pun mengirimkan simpati ke Martunis.


Martunis kala diperkenalkan sebagai pemain baru Sporting Lisbon

Sejak itu, hubungan Martunis dan Ronaldo makin dekat, ia pun diundang ke Portugal. Martunis yang bercita-cita jadi pesepak bola pun berlatih serius di kampung halamannya, sampai akhirnya ia gabung SSB Real Madrid.

Martunis pada akhir Juni 2015 meninggalkan Indonesia menuju Lisbon, Portugal. Ia menjalani trial di klub lama Ronaldo, Sporting Lisbon, dan awal Juli diputuskan Martunis diterima. Pada 24 Juli 2015 Martunis secara resmi bergabung dengan Sporting Lisbon setelah lolos tes medis.

Foto resmi jersey Sporting Lisbon yang akan dikenakan oleh Martunis. Foto ini diunggah oleh Twitter resmi Sporting Lisbon

Di Sporting Lisbon, Martunis akan mengenakan jersey bernomor punggu 28 dengan nama "Martunis CR"

4. Yussa Nugraha
Pada usia 15 tahun, Yussa sudah main untuk tim U-16 SC Feyenoord Rotterdam dan main di Divisi II musim 2014/2015. Ia mencetak 22 gol dengan 10 assist dari 34 laga di semua ajang. Bersama timnya, ia promosi ke 1e Divisi untuk musim 2015/2016.

Yussa Nugraha (kiri), bomber tajam andalan tim junior Feyenoord Rotterdam, salah satu klub elit Liga Belanda


Yussa memulai debut di tim muda Feyenoord dengan gemilang, setelah ia menjalani trial musim panas tahun lalu. Sebelumnya, remaja kelahiran Solo ini main untuk SVV Scheveningen dan cukup bagus sehingga ia dapat kesempatan trial itu. Di Feyenoord, Yussa dimainkan di tim yang lebih tinggi dari usianya tapi ia mampu beradaptasi.

5. Alessandro Trabucco
Trabucco merupakan striker kelahiran Denpasar, Bali, dengan orang tua asal Italia (ayah) dan ibu (Indonesia). Meski lahir di Pulau Dewata, Trabucco tumbuh dan berkembang di Italia karena orang tuanya tinggal di sana.

Pemuda yang akrab dengan Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan ini lahir pada 25 Juli 1994 ini merupakan striker yang musim 2014/2015 membela klub divisi bawah Liga Italia, Misano FC. Pada 2012, Trabucco menjadi bagian tim muda AC Cesena, yang kala itu skuad seniornya main di Serie A.

Alessandro Trabucco memang berbakat, namun pelatih Aji Santoso malahan mengacuhkannya. Sayang sekali

Walau memegang paspor Italia, ayah Trabucco, Max, sangat mendukung anaknya jika ingin membela timnas Indonesia. Namun pelatih Aji Santoso mengabaikannya, sehingga Trabucco tidak dipanggil masuk dalam timnas SEA Games 2015. (via memobee)

BIAR LEBIH UPDATE, FOLLOW US!

Olahraga 5524620782733743067

Most View

Recent

Thanks To Our Advertiser

Kirim Artikel Kamu!

 photo YWJW_82232_zps24cf568e.png

Klik Untuk Berita Terbaru






item