sidetekin

Apa Artinya Menyandang Gelar Mahasiswa Harvard


Dua pertanyaan yang paling sering orang tanyakan pada saya saat mereka tahu saya berkuliah di Harvard adalah: 1) Seperti apa rasanya kuliah di Harvard?; dan 2) Bagaimana caranya agar bisa diterima di Harvard? Menurut saya, pertanyaan pertama lebih penting daripada pertanyaan kedua. Jika seseorang tahu manfaat sesuatu, bagaimana rasanya sesuatu, ia akan menemukan cara untuk mendapatkannya. Melalui tulisan ini saya akan menjawab pertanyaan yang pertama tentang manfaat berkuliah di universitas dengan brand paling terkenal di dunia: Harvard University.

Tulisan lain di blog ini yang berjudul “Don’t Get a Degree, Get an Education” oleh Paul Edison berargumen bahwa hasil terpenting dari berkuliah bukanlah gelar, tapi pendidikan yang didapatkan. Menurut saya, argumen ini walau romantis, tidaklah tepat: gelar atau brand (merek) sama pentingnya, atau bahkan lebih penting, daripada pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan.

Paling tidak ada dua hal yang membuat gelar sama pentingnya dengan pengetahuan yang didapat. Yang pertama: gelar memberikan sinyal tentang pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang. Seorang sarjana lebih mudah mendapat pekerjaan daripada seseorang yang tidak kuliah tapi membaca semua buku kuliah. Seseorang dengan gelar dari Universitas Indonesia dipanggil wawancara sedangkan sarjana dari Universitas Bengkulu tidak, walaupun keterampilan keduanya sama persis. Seseorang dengan gelar dari Harvard University mendapat pekerjaan yang lebih baik daripada sarjana dari Harvard State University of Southern Idaho yang pengetahuannya sama persis. Beberapa industri seperti konsultan manajemen dan bank investasi hanya memproses pelamar lulusan universitas tertentu. Paul sendiri mungkin tidak akan dipanggil wawancara di Yahoo! jika ia bukan lulusan UC Berkeley. Tragis memang, tapi begitulah realitanya.


Saya sendiri merasakan banyak sekali pintu yang terbuka setelah menyandang gelar mahasiswa Harvard. Saat melakukan penelitian di Indonesia, semua orang dengan posisi penting yang ingin saya temui bersedia untuk ditemui. Belum tentu orang-orang ini bersedia saya temui jika saya datang dua tahun lalu, dengan gelar lulusan Universitas Indonesia. Dalam studi tur ke Turki yang saya ikuti bersama mahasiswa Harvard lainnya, kita ditemui presiden, wakil perdana menteri, dan sejumlah menteri Turki. Maukah para VVIP ini bertemu jika yang datang adalah mahasiswa universitas lain? Belum tentu.

Alasan kedua mengapa gelar sangat penting adalah gelar atau brand mendatangkan sumber daya yang membuat kualitas pendidikan lebih baik. Calon mahasiswa terbaik di dunia tertarik berkuliah di universitas yang memiliki brand yang baik. Input mahasiswa yang baik membuat output proses pendidikan lebih baik. Brand juga menarik pengajar, investor, dan donatur ke universitas tertentu. Semua ini membuat sumber daya yang tersedia berlimpah, yang mendukung proses pendidikan, sehingga lulusan pun secara nyata memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik.

Harvard University memiliki dana abadi terbesar di dunia, jumlahnya kira-kira Rp320 triliun [1]. Dengan dana ini fasilitas pendidikan menjadi sangat baik. Misalnya, Harvard bisa membangun sistem perpustakaan yang merupakan sistem akademik terbesar di dunia dengan 80 perpustakaan dan 15 juta buku [2]. Dari segi mahasiswa, pada tahun 2012 ada 34.302 pelamar ke program S1 Harvard. Lebih dari setengahnya memiliki nilai SAT 3% teratas dari semua yang mengambil tes SAT di seluruh dunia. 3.800 orang merupakan lulusan terbaik di SMA-nya. Dari seluruh pelamar ini yang diterima hanya 2.032 orang, atau 5,9% [3]. Input yang baik ini tentu membuat proses pendidikan menjadi sangat kompetitif. Apakah para investor dan donatur mau menyumbang ke universitas selain Harvard? Apakah sama banyaknya pelamar berkualitas yang melamar ke universitas selain Harvard? Belum tentu.


Saya sudah menunjukkan bahwa gelar atau brand yang baik memberikan sinyal tentang kualitas pendidikan yang baik, dan juga membuat kualitas pendidikan lebih baik secara nyata. Mengapa saya menyampaikan ini semua? Apakah kita harus menjadi orang yang picik yang semata-mata mengejar gelar? Tidak. Masalahnya adalah kebanyakan pelamar dari Indonesia tidak berani melamar ke universitas dengan brand yang baik atau tidak mengenal sekolah dengan brand yang baik beserta manfaat berkuliah di sana. Hal ini berulang kali saya dengar langsung dari calon mahasiswa dan mahasiswa Indonesia, dari pemberi beasiswa dan dari pengajar. Jumlah mahasiswa Indonesia di universitas dengan brand yang baik di Amerika Serikat sangat sedikit, sangat tidak representatif dibandingkan jumlah penduduk Indonesia. Kontras sekali dengan jumlah mahasiswa dari, misalnya Singapura atau Thailand. Bukan berarti calon mahasiswa Indonesia tidak berkualitas sehingga tidak diterima, tapi yang melamar saja jumlahnya sedikit. Negara tujuan lain seperti Belanda, Jepang, dan Australia jauh lebih popular bagi pencari beasiswa (berarti bukan masalah biaya), padahal universitas-universitas di Amerika memiliki brand terbaik sedunia, misalnya universitas-universitas Ivy League.

Sudah saatnya semakin banyak calon mahasiswa menyadari manfaat berkuliah di universitas-universitas dengan brand terbaik di dunia, karena universitas-universitas ini secara kualitas nyata juga lebih baik. Selanjutnya, kita bisa lebih mengenal bagaimana cara dapat diterima di universitas-universitas tersebut. Don’t only get an education or a degree, get both! (via indonesiamengglobal.com)
BIAR LEBIH UPDATE, FOLLOW US!

Pengetahuan 2500466041896886791

Hot in weekMost ViewRecent

Most View

Ini Superhero-superheronya Indonesia

1. Gundala Putera Petir Gundala adalah tokoh komik ciptaan Hasmi yang muncul pertama kali dalam komik Gundala Putra Petir pada tahun 1969. Jelas tampak pengaruh komik superhero Amerika pada ...

Aneh, Ternyata Ada Jasa Pernikahan Keliling di Negara Ini

Jika di Indonesia ingin menikah maka kita harus pergi ke antor KUA (Kantor Urusan Agama) terdekat untuk melengkapi persyaratan menikah barulah penghulu dari KUA akan datang kerumah kita untuk ...

5 Masjid Paling Tua Di Indonesia

Berikut ini adalah 10 Masjid Paling Tua Di Indonesia, semua masjid-masjid ini dibangun di tanah air kita indonesia. Beberapa masjid berikut berumur mulai dari sekitar 70...

Inilah Hotel-Hotel Terunik di Dunia

Inilah hotel terunik yang mungkin belum pernah teman-teman saksikan. Hotel ini menyajikan keunikan yang membuat decak kagum bagi orang yang melihatnya. Inilah hotel-hotel terunik di dunia yang wajib...

10 Kelebihan Wanita dibanding Pria

Kebanyakan wanita tentunya mengagumi kaum lelaki. Tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa ternyata wanita memiliki beberapa kelebihan yang mengagumkan dibandingkan dengan laki-laki....

Sembilan Penemuan Muslim yang Menggoncangkan Dunia

Kehidupan modern tak lepas dari penemuan-penemuan ilmuwan muslim. Proyek 1001 kembali mengingatkan sejarah 1000 tahun warisan muslim yang terlupakan. Ada sebuah lubang dalam ilmu pengetahuan m...

Ini Sejarah Kenapa Semenit Itu 60 Detik

Bilangan 60 digunakan untuk menyatakan waktu, sejam 60 menit, semenit 60 detik. Bilangan 60 ini digunakan pertama kali oleh bangsa Sumeria, jadi mereka berhitung dengan basis 60 atau disebut ju...

Ini Dia Fakta-fakta Mengenai Ka'bah

Ternyata Bukan GMT Bukan Di Greenwich, Tapi Di Ka’bah (Fakta Ilmiah) Ka’bah, rumah Allah sejuta ummat muslim merindukan berkunjung dan menjadi tamu - tamu Allah sang maha pencipta. Kibl...

5 Bandar Narkoba paling Terkenal di Dunia

Berikut ini adalah 5 Bandar Narkoba paling Terkenal di Dunia, mungkin dari merekalah kita kenal narkoba, Siapa saja mereka mari kita lihat ke 5 Bandar Narkoba paling Terkenal di Dunia: Zh...

7 Teknologi Karya Anak Indonesia

1. Panser Anoa Namanya terilhami dari mamalia khas Sulawesi, Anoa tampilannya tidak kalah dengan buatan Eropa. Kelahirannya disiapkan untuk mewujudkan kemandirian di bidang alutsista oleh Depar...

Recent

Thanks To Our Advertiser

Kirim Artikel Kamu!

 photo YWJW_82232_zps24cf568e.png

Klik Untuk Berita Terbaru






item