Ini Jawaban Ahli Hadis: Soal Adzan 'Assalatu Khairun Minal Facebook'
https://sidetek.blogspot.com/2015/09/ini-jawaban-ahli-hadis-soal-adzan.html
Beberapa waktu lalu umat muslim dihebohkan dengan adanya seorang muazin yang diduga memelencengkan lafal azan subuh. Suatu kalimat yang hanya ada pada panggilan salat menjelang pagi 'Assalatu Khairun Minan Naum' pada suatu waktu dikumandangkan menjadi 'Assalatu Khairun Minal Facebook' di pemukiman delta sungai Nil Provinsi Beheira, Mesir. Hal ini kemudian diributkan oleh warga setempat hingga level nasional, sebab sempat dibahas dalam suatu talkshow bergengsi tanah air Mesir.
Menanggapi hal ini, Alawy Ali Imron yang merupakan murid ahli hadis dunia Abuya Sayyid Muhammad Al-Maliky menyatakan bahwa hal tersebut tidaklah dibenarkan.
"Ya jelas ndak boleh. Bid'ah sayyi'ah itu!" kata pria yang kerap disapa Gus Awy, kepada brilio.net, Jumat (4/9).
Bid'ah merupakan mengada-adakan sesuatu yang tidak diajarkan oleh Islam dalam urusan ibadah. Sedangkan sayyi'ah dapat diasosiasikan dengan sesuatu yang bersifat buruk.
Atas aduan masyarakat, kasus ini sudah diproses di kejaksaan. Belum ada kabar terbaru mengenai perubahan lafal azan ini.
Sebelumnya, pria yang bermukim di delta sungai Nil Provinsi Beheira itu dikeluhkan masyarakat telah mengubah lafal 'Assalatu Khairun Minan Naum' menjadi 'Assalatu Khairun Minal Facebook' pada suatu subuh.
Hal ini langsung menarik perhatian masyarakat seantero Mesir. Apalagi sejak Maghazi tampil di sebuah talkshow terfavorit masyarakat Mesir yang ditayangkan oleh stasiun televisi untuk melakukan pembelaan diri, seperti dikutip dari CBS News Selasa (1/9). Dalam talkshow kali ini, sang host mampu menggiring opini publik di mesir yang seperempatnya buta huruf.
"Saya tidak mengenal Facebook dan saya tidak tahu bagaimana mengejanya," aku Maghazi pada sang host, Wael el-Ibrashy.
Maghazi mengasosiasikan para penuduhnya sebagai bagian dari kelompok terlarang Ikhwanul Muslimin. Orang-orang tersebut, menurut pengakuan Maghazi, mencoba untuk menyingkirkan dirinya karena tidak mengizinkan mereka mengadakan berbagai protes dan pelajaran agama di sana.
Masjid-masjid di sana telah dimonitor sebagai bentuk keamanan dari tindakan Ikhwanul Muslimin dan para pendukungnya pasca penggulingan Presiden kaum Islamis Mohammed Morsi pada 2013.
BIAR LEBIH UPDATE, FOLLOW US!