Di Jepang, Gigi yang Cantik adalah yang Mirip Vampir
https://sidetek.blogspot.com/2013/02/di-jepang-gigi-yang-cantik-adalah-yang.html
Jika kebanyakan wanita merasa tak pede dengan penampilan giginya yang tak rata, maka lain halnya dengan yang terjadi di Jepang. Para wanita di sana malah beramai-ramai mengubah tampilan giginya yang rata dan rapi menjadi bergingsul dan bertaring, mirip vampir.
Trend ini disebut dengan tampilan 'yaeba' yang memiliki arti berlapis atau gigi ganda. Caranya adalah dengan mendesak gigi geraham agar bergeser ke belakang gigi taring agar gigi taring dapat menonjol ke depan. Di AS, gigi seperti ini sering dijuluki 'snaggletooth'.
Untuk menciptakan efek gigi yaeba, dokter gigi juga bisa mengelem gigi taring mini buatan yang disebut 'tsuke yaeba' pada gigi asli pasien. Kabarnya harga yang harus dibayar untuk menjalani tsuke yaeba adalah sekitar 390 US Dollar atau Rp 3,78 juta.
Tren ini dipopulerkan oleh bintang pop dan selebriti di negara asal Ksatria Baja Hitam tersebut. Ada banyak wanita Jepang, baik tua ataupun muda, yang berbondong-bondong ke klinik gigi untuk menjalani prosedur kosmetik demi mendapat gigi yaeba.
Saking populernya, sampai-sampai ada girl band di Jepang bernama Tsuke Yaeba 48 atau disingkat TYB48. Konsernya pertama kali digelar di Tokyo pada bulan April 2012 lalu. Menurut penggagas girl band ini, Taro Masuoka, 'yaeba' mampu memberikan para gadis pesona layaknya peri.
"Ini adalah kecantikan Jepang yang unik, tapi 'yaeba' bisa menjadi fitur yang menarik pada wanita berusia remaja dan dua puluhan," kata Masuoka seperti dikutip dari Japan Daily, Selasa (5/2/2013).
Senyum dengan gigi 'yaeba' ternyata dipuja-puja oleh banyak orang karena membuat penampilan terkesan lebih muda dan imut. Beberapa pria menilai adanya sedikit ketidaksempurnaan membuat wanita cantik jadi lebih menyenangkan untuk didekati.
Memang tidak semua orang suka dengan gigi tak rata, malah ada yang merasa malu karena giginya tidak rapi. Gigi yang susunannya kurang rapi dapat diperbaiki dengan perawatan orthodontik dengan menggunakan kawat orthodontik.
Untuk merapikan gigi yang berdesakan, biasanya ada gigi yang harus dicabut. Namun demikian untuk memutuskan dicabut atau tidaknya gigi, dokter perlu melakukan pemeriksaan foto radiografi dan kondisi gigi secara keseluruhan.
Source
Trend ini disebut dengan tampilan 'yaeba' yang memiliki arti berlapis atau gigi ganda. Caranya adalah dengan mendesak gigi geraham agar bergeser ke belakang gigi taring agar gigi taring dapat menonjol ke depan. Di AS, gigi seperti ini sering dijuluki 'snaggletooth'.
Untuk menciptakan efek gigi yaeba, dokter gigi juga bisa mengelem gigi taring mini buatan yang disebut 'tsuke yaeba' pada gigi asli pasien. Kabarnya harga yang harus dibayar untuk menjalani tsuke yaeba adalah sekitar 390 US Dollar atau Rp 3,78 juta.
Tren ini dipopulerkan oleh bintang pop dan selebriti di negara asal Ksatria Baja Hitam tersebut. Ada banyak wanita Jepang, baik tua ataupun muda, yang berbondong-bondong ke klinik gigi untuk menjalani prosedur kosmetik demi mendapat gigi yaeba.
Saking populernya, sampai-sampai ada girl band di Jepang bernama Tsuke Yaeba 48 atau disingkat TYB48. Konsernya pertama kali digelar di Tokyo pada bulan April 2012 lalu. Menurut penggagas girl band ini, Taro Masuoka, 'yaeba' mampu memberikan para gadis pesona layaknya peri.
"Ini adalah kecantikan Jepang yang unik, tapi 'yaeba' bisa menjadi fitur yang menarik pada wanita berusia remaja dan dua puluhan," kata Masuoka seperti dikutip dari Japan Daily, Selasa (5/2/2013).
Senyum dengan gigi 'yaeba' ternyata dipuja-puja oleh banyak orang karena membuat penampilan terkesan lebih muda dan imut. Beberapa pria menilai adanya sedikit ketidaksempurnaan membuat wanita cantik jadi lebih menyenangkan untuk didekati.
Memang tidak semua orang suka dengan gigi tak rata, malah ada yang merasa malu karena giginya tidak rapi. Gigi yang susunannya kurang rapi dapat diperbaiki dengan perawatan orthodontik dengan menggunakan kawat orthodontik.
Untuk merapikan gigi yang berdesakan, biasanya ada gigi yang harus dicabut. Namun demikian untuk memutuskan dicabut atau tidaknya gigi, dokter perlu melakukan pemeriksaan foto radiografi dan kondisi gigi secara keseluruhan.
Source